JIKALAH.
--------

Jikalah derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa mesti dijalani
dengan sepedih rasa, Sedang ketegaran akan lebih indah dikenang nanti.

Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa tidak dinikmati
saja, Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.

Jikalah luka dan kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa
mesti dibiarkan meracuni jiwa, Sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama.

Jikalah kebencian dan kemarahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa
mesti diumbar sepuas jiwa, Sedang menahan diri adalah lebih berpahala.

Jikalah kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa mesti tenggelam
di dalamnya, Sedang taubat itu lebih utama.

Jikalah harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa mesti tenggelam di
dalamnya, Sedang kedermawanan justru akan melipat gandakannya.

Jikalah kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa mesti ingin
membusungkan dada dan membuat kerusakan di dunia, Sedang dengannya manusia diminta
memimpin dunia agar sejahtera.

Jikalah cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa mesti ingin memiliki
dan selalu bersama, Sedang memberi akan lebih banyak menuai arti.

Jikalah bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa mesti dirasakan
sendiri, Sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna

Jikalah hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa mesti diisi dengan
kesia-siaan belaka, Sedang begitu banyak kebaikan bisa dicipta.

Suatu hari nanti, Saat semua telah menjadi masa lalu Aku ingin ada di antara
mereka, Yang beralaskan di atas permadani Sambil bercengkrama dengan tetangganya,
Saling bercerita tentang yang telah dilakukannya di masa lalu, Hingga mereka mendapat
anugerah itu.

Duhai kawan, dulu aku miskin dan menderita, namun aku tetap berusaha senantiasa
bersyukur dan bersabar. Dan ternyata, derita itu hanya sekejap saja dan cuma seujung
kuku, di banding segala nikmat yang kuterima di sini.

Wahai kawan, dulu aku membuat dosa sepenuh bumi, namun aku bertobat dan tak mengulang
lagi hingga maut menghampiri. Dan ternyata, ampunan-Nya seluas alam raya, hingga
sekarang aku berbahagia.

Suatu hari nanti, ketika semua telah menjadi masa lalu, Aku tak ingin ada diantara
mereka, Yang berpeluh darah dan berkeluh kesah, Andai di masa lalu mereka adalah
tanah saja.

Duhai! harta yang dahulu kukumpulkan sepenuh raga, ilmu yang kukejar setinggi langit,
kini hanyalah masa lalu yang tak berarti. Mengapa dulu tak kubuat menjadi amal jariah
yang dapat menyelamatkanku kini?.

Duhai! nestapa, kecewa, dan luka yang dulu kujalani, ternyata hanya sekejap saja
dibanding sengsara yang harus kuarungi kini. Mengapa aku dulu tak sanggup
bersabar meski hanya sedikit jua?.